Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lereng dan Kelongsoran

Lereng dan Kelongsoran sangat erat kaitannya, karena kelongsoran biasa terjadi pada daerah lereng. 

Lereng merupakan suatau kondisi permukaan tanah dimana terdapat perbedaan elevasi antara satu daerah dengan daerah yang lain dan membentuk kemiringan tertentu.

Berdasarkan asal pembentukannya lereng terbagi menjadi dua macam yaitu lereng yang terbentuk oleh alam dan lereng yang terbentuk akibat ulah manusia.

Lereng dan Kelongsoran
Lereng dan Kelongsoran. (via: accuweather.com)

Penyebab Kelongsoran

Berdasarkan Hardiyatmo (2014) kelongsoran lereng alam dapat terjadi dari hal-hal sebagai berikut ini.
  1. Penambahan beban pada lereng. Tambahan beban lereng dapat berupa  bangunan baru, tambahan beban air yang masuk ke pori-pori tanah maupun yang menggenang di pemukaan tanah dan beban dinamis oleh tumbuhantumbuhan yang tertiup angin dan lain-lain.
  2. Penggalian atau pemotongan tanah pada kaki lereng.
  3. Penggalian yang mempertajam kemiringan lereng.
  4. Perubahan posisi muka air secara cepat (rapid drawdown) pada bendung, sungai  dan lain-lain.
  5. Kenaikan tekanan tanah lateral oleh air (air yang mengisi retakan akan mendorong tanah ke arah lateral).
  6. Gempa bumi.
  7. Penurunan tahanan geser tanah pembentuk lereng oleh akibat kenaikan kadar air, kenaikan tekanan air pori, tekanan rembesan oleh genangan air di dalam tanah, tanah pada lereng mengandung lempung yang mudah kembang susut dan lain-lain

Macam-Macam Kelongsoran

Menurut Hardiyatmo (2014) karateristik kegagalan lereng dapat dibagi menjadi lima macam.

1. Longsoran rotasi
Longsoran rotasional umumnya terjadi pada lereng yang tanahnya homogen. Bidang longsor berbentuk lingkaran dan dalam, dan massa tanah yang longsor cenderung menyatu, walaupun kadang-kadang tampak adanya scarp di bagian atas longsoran. Longsoran rotasional dapat terjadi pada timbunan atau galian.

2. Longsoran translasi
Longsoran translasional terjadi dengan bidang longsor datar dan massa tanah yang longsor berbentuk baji. Bidang longsor dapat terjadi mengikuti lapisan tanah lempung lunak dengan kuat geser rendah, atau lapisan lanau tersisip di antara dua lapisan lempung. Sering pula bidang longsor mengikuti arah permukaan batuan dasar (bed rock).

3. Aliran
Longsoran yang berupa aliran lanau atau lumpur berupa gerakan material tanah dangkal di dekat permukaan. Aliran lumpur terdiri dari aliran tanah lembek jenuh yang bergerak ke bawah seperti air. Kelongsoran sering terjadi tanpa tandatanda selama atau sesudah hujan lebat, atau kalua di negara barat ketika salju mencair. Aliran lumpur ini, sering terjadi pada lereng tajam yang tanah pembentukannya berupa pasiran atau lanauan dengan atau sedikit kandungan lempung.

4. Longsoran blok
Longsoran blok terjadi dalam bentuk blok massif dari material tanah atau batuan yang bergerak dalam satu kesatuan dan terjadi disepanjang bidang longsor tertentu, atau di sepanjang kekar (joint) batuan. Bidang longsor umumnya terdiri dari material lemah atau kekar. Longsoran balok dapat terdiri dari unit tunggal maupun banyak yang bergerak pada waktu yang berbeda. Longsoran tipe ini sangat berbahaya, Karena terjadi sangat cepat dan tanpa tanda-tanda awal.

5. Runtuhan batuan
Runtuhan batuan terjadi dalam bentuk jatuhnya batu-batuan ke permukaan jalan. Btu jatuh oleh akibat pelapukan lapisan batuan yang berada di bawahnya. Runtuhan batuan massif bisa sering terjadi oleh akibat pelapukan, hujan, mencairnya es, pembekuan dan sebagainya. Di alam, batuan massif sering mengandung kekar-kekar (joint).

6. Rayapan (Creep)
Rayapan atau rangkak (creep) adalah gerakan tanah atau batuan pembentuk lereng yang kurang lebih kontinyu dalam arah tertentu. Rayapan ini, bisa terjadi pada tanah di dekat permukaan maupun pada kedalaman tertentu. Umumnya, besarnya gerakan dipengaruhi oleh beberapa factor: kuat geser lempung, sudut lereng, tinggi lereng, waktu, kondisi kelembaban dan ketebalan zona rayapan efektif.

Lereng yang mengalami rayapan, bergerak sangat perlahan. Rayapan menerus dapat terjadi pada tegangan geser yang rendah dan terjadi pada waktu yang lama dengan tanpa penyebab keruntuhan lereng. Rayapan menerus sering terjadi pada tanah-tanah lempung dan batuan yang kelebihan beban. 

Seperti contoh, di area permukiman penduduk, terdapat kecenderungan tempat tinggal yang kecil, karena harga tanah yang mahal.

Sekian, pembahasan singkat mengenai pengertian lereng, penyebab kelongsoran dan macam-macam kelongsoran. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Lereng dan Kelongsoran"