Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Bangunan Tahan Gempa | ATC 1978, Key, Murty 2002, Widodo 2007

Indonesia itu cukup akrab dengan gempa. Negara ini masuk lingkup ring of fire dan menjadi  salah satu penyebabnya.

Dengan kejadian bencana gempa yang ada, beberapa orang mulai tertarik dengan bangunan tahan gempa. Tapi, fatalnya beberapa orang juga salah mengasumsikan bagaimana sebenarnya bangunan tahan gempa itu. Oleh karena itu, di sini kita akan mulai belajar bersama bangunan tahan gempa mulai dari prinsip desain dan filosofinya.

Filosofi Bangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan Gempa Jepang. (sumber: tirto.id)

Struktur / bangunan tahan gempa adalah struktur yang tahan (tidak rusak dan tidak runtuh) apabila terlanda gempa. 

Bukan struktur yang semata-mata sudah diperhitungkan (dalam perencanaan) dengan beban gempa (beban horisontal) (Kardiyono 2008).

Bangunan yang kuat terhadap gempa bukan berarti mencegah semua kerusakan bangunan bila terjadi gempa yang dahsyat, bangunan seperti ini sulit dilaksanakan karena memerlukan biaya yang sangat mahal. 

Tujuan utama dalam merencanakan bangunan tahan gempa adalah menyelamatkan nyawa manusia, mengurangi secara maksimal kecelakaan yang akan terjadi dan harta benda, serta mengurangi semaksimal mungkin biaya yang harus dikeluarkan bila harus melakukan perbaikan bangunan yang rusak akibat gempa.

Adapun prinsip-prinsip Desain Filosofi Bangunan Tahan Gempa adalah (ATC 1978, Key, Murty 2002, Widodo 2007): 


  1. Pada gempa kecil (light, atau minor earthquake) yang sering terjadi, maka 
  2. struktur utama bangunan harus tidak rusak dan berfungsi dengan baik. Kerusakan kecil yang masih dapat ditoleransi pada elemen non struktur masih dibolehkan 
  3. Pada gempa menengah (moderate earthquake) yang relatif jarang terjadi, maka struktur utama bangunan boleh rusak/retak ringan tetapi masih dapat diperbaiki. Elemen non struktur dapat saja rusak tetapi masih dapat diganti dengan yang baru
  4. Pada gempa kuat (strong earthquake) yang jarang terjadi, maka bangunan boleh rusak tetapi tidak boleh runtuh total (totally collapse). Kondisi seperti ini juga diharapkan pada gempa besar (great earthquake), yang tujuannya adalah melindungi manusia/penghuni bangunan secara maksimum.

Demikian, sedikit informasi mengenai Prinsip dalam Desain Filosofi Bangunan Tahan Gempa yang bisa Ruang Sipil bagikan. Semoga bermanfaat.

Jangan lupa share dan berkomentar di bawah.

Posting Komentar untuk "Filosofi Bangunan Tahan Gempa | ATC 1978, Key, Murty 2002, Widodo 2007"