Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Preseden Diagram (Precedence Diagram Method – PDM)

Menurut Soeharto (1995), metode Preseden Diagram (Precedence Diagram Method – PDM) merupakan jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity On Node). 

Dalam PDM tidak mengenal kegiatan semu (dummy), oleh karena itu metode ini banyak dijumpai pada proyek-proyek yang kaya akan pekerjaan tumpang tindih (overlapping).
Pengertian Metode Preseden Diagram
Rapat Proyek. (sumber: concannonmiller.com)
Kotak (node) tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya, adsapun peristiwa merupakan ujung kegiatan. Setiap node mempunyai dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan akhir. 

Ruangan dalam node dibagi menjadi bagian-bagian yang berisi keterangan dari kegiatan di antaranya adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai dan selesainya kegiatan ES (Earliest Start), LS (Latest Start), EF(Earliest Finish), LF (Latest Finish), dan lain-lain.

Menurut Soeharto (1995), PDM mempunyai sifat AON, antara lain:

  1. Waktu mulai awal dan akhir harus sama.
  2. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama (EF=LS).
  3. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal (D=LF-ES).
  4. Bila hanya sebagian dari ketiga syarat diatas terpenuhi, maka kegiatan tersebut secara utuh dianggap kritis.


Pada PDM dikenal 4 macam pembatasan (constrain), yaitu sebagai berikut:

1. Finish to Start (FS)

Finish to Start (FS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya aktivitas berikutnya tergantung pada selesainya aktivitas sebelumnya.

2. Start to Start (SS)

Start to Start yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya aktivitas sesudahnya tergantung pada mulainya aktivitas sebelumnya. Selang waktu antar kedua aktivitas tersebut disebut lag. 

3. Finish to Finish (FF)

Finish to Finish yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktivitas berikutnya tergantung pada selesainya selesainya aktivitas sebelumnya. Selang waktu dimulainya kedua aktivitas tersebut disebut lag. Jika FF(i-j)=0 artinya kedua aktivitas (i dan j) dapat selesai bersamaan. 

4. Start to Finish (SF)

Start to Finish yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktivitas berikutnya tergantung pada mulainya aktivitas sebelumnya.

Perencanaan Waktu Dalam PDM

parameter yang digunakan dalam metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method – PDM) menurut Soeharto (1995), sebagai berikut ini:
  1. TE = E adalah waktu paling awal peristiwa (node / event) dapat terjadi (Earliest Time of Occurance).
  2. TL = L adalah waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (Latest Allowable Event / Occurance Time).
  3. ES, adalah waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time).
  4. EF, adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time).
  5. LS, adalah waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (Latest Allowable Start Time).
  6. LF, adalah waktu paling akhir kegiatan boleh selesai dimulai (Latest Allowable Finish Time).
  7. D, adalah kurun waktu dari suatu kegiatan, yang pada umumnya dinyatakan dalam satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.


Rumusan yang digunakan untuk perhitungan waktu pada penyusunan rencana jaringan kerja dengan metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method – PDM) adalah:

1. Perhitungan Maju

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal berikut:
  • Menghasilkan ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek.
  • Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.
  • Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau.
  • Waktu awal dianggap nol.


Rumusan perhitungan maju adalah sebagai berikut:

  1. Waktu mulai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau ES (j), adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan yang terdahulu ES (i) atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan.
  2. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j), adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES (j), ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j).


2. Perhitungan Mundur

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal berikut:
  • Menentukan LS, LF dan kurun waktu float.
  • Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS terkecil.
  • Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya.


Rumusan perhitungan mundur adalah sebagai berikut:

  • Hitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang ditanjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF ditambah konstrain yang bersangkutan.
  • Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i), adalah sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan LF (i), dikurangi kurun waktu yang bersangkutan.
Sekian pembahasan mengenai Metode Preseden Diagram (PDM). Semoga menambah ilmu bagi kita semua.

Posting Komentar untuk "Metode Preseden Diagram (Precedence Diagram Method – PDM)"